Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2012

Rendahnya IPM Indonesia sebagai Kritik

Banyak sematan diarahkan kepada Indonesia, di antaranya negara gagal, negara salah urus, negara terkorup di Asean. Itu semua adalah bentuk sebuah kritik yang disajikan dengan argumen masing-masing. Catatan UNDP terbaru April 2012 menunjukkan bahwa Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia menempati   urutan 117 dari 177 negara tersebut merupakan realitas capaian penilaian atas kualitas masyarakat yang harus diterima dengan lapang dada. Apapun hasilnya, hendaknya bisa dijadikan bahan evaluasi secara positif. Beranjak dari Sejarah Sebagaimana diketahui setiap Negara memiliki sejarah peradaban masing-masing. Dahulu, negara kita pernah disegani bangsa lain sebagai bangsa yang besar dan memiliki wilayah yang luas. Kemudian, terpuruk oleh kolonialisme Eropah selama kurang lebih 350 tahun. Dalam kondisi semacam ini, kualitas kehidupan masyarakat terjajah dalam berbagai sisi kehidupan mengalami krisis dan bahkan lemah daya saing dibandingkan dengan bangsa-bangsa lain. Memang mayoritas
Rendahnya IPM Indonesia Sebagai Kritik Banyak sematan diarahkan kepada Indonesia, seperti negara autopilot, negara salah urus, negara terkorup di Asean. Itu semua adalah bentuk sebuah kritik yang disajikan dengan argumen masing-masing. Catatan UNDP terbaru April 2012 menunjukkan bahwa Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia menempati   urutan 117 dari 177 negara tersebut merupakan realitas capaian penilaian atas kualitas masyarakat yang harus diterima dengan lapang dada. Apapun hasilnya, hendaknya bisa dijadikan bahan evaluasi secara positif. Sebagaimana diketahui setiap Negara memiliki sejarah peradaban masing-masing. Dahulu, negara kita pernah disegani bangsa lain sebagai bangsa yang besar dan memiliki wilayah yang luas. Kemudian, terpuruk oleh kolonialisme Eropah selama kurang lebih 350 tahun. Dalam kondisi semacam ini, kualitas kehidupan masyarakat terjajah dalam berbagai sisi kehidupan mengalami krisis dan bahkan lemah daya saing dibandingkan dengan bangsa-bangsa lain. M

cerpen

Sandal Bolong | Penulis: Shine Fikri “Kembalikan!” Aku melonjak-lonjak menggapai sandalku. “Tidak akan!” Edi semakin mengacungkan sandal itu. Ia ancang-ancang melemparkan sandal pada temanku, Dani. Dani hanya bisa terbahak melihat aku yang bersusah payah menggapai tangan Edi. Untuk apa? Untuk apa kau bilang? Tentu saja untuk merebut sandal milikku! Tuiiiing… Sandal itu melayang tinggi… Tinggi sekali… dengan slow motion yang sempurna! Bumipun  bergerak melambat tak seperti biasanya. Bluk! Sandal terhenti tepat di perut Dani. Edi dan Dani terbahak bukan main. Menertawakan hasil candaan konyol mereka. “Buang ke tong sampah, Naaan...!” Instruksi Edi dengan teriakannya. Benar-benar gila! Aku tak habis pikir, setega itu mereka padaku. Dani berlari dengan semangat empat lima. Membawa sandalku dan mencemplungkannya pada tong sampah satu-satunya di Sekolah Dasar-ku. Grrr... Darahku memompa naik! Mengeluarkan amarah dan merah di wajah. Aku pun berjalan tergesa yang setiap lan