RPP Satu Halaman, Semangat Ejawantah Profesionalitas


RPP Satu Halaman, Semangat Ejawantah Profesionalitas
Saihur Roif, S.Pd.
Guru SMPN 2 Kutorejo  Mojokerto
Digulirkannya kebijakan Menteri Pendidikan melalui Surat Edaran Mendikbud RI nomor 14 tahun 2019 merupakan langkah berani Pak Menteri dan menunjukkan keberpihakannya kepada para guru. Hal tersebut sekaligus membuat terobosan yang sekilas sepertinya meringankan para guru sehingga menarik perhatian pengamat pendidikan. Salah satu yang menarik perhatian tersebut adalah tentang RPP satu halaman. Rencana pelaksanaan pembelajaran yang selama ini bagi sebagian guru merepotkan dan sedikit mengeluh. Keluhan mereka tidak hanya tuntutan mengajar minimal 24 jam tatap muka, tetapi juga tuntutan untuk mempersiapkan RPP dengan lampiran-lampirannya, serta tugas administrasi lainnya bagi sebagian guru.
Kebijakan tentang RPP satu halaman sekilas merupakan ekspresi pernyataan bahwa ketika mengajar tak usah banyak memerhatikan administrasi termasuk RPP, tetapi fokuslah dalam upaya mendidik siswa; memaksimalkan proses pembelajaran dan mengoptimalkan hasil pembelajaran. Kebijakan RPP satu halaman ini seolah tidak menghiraukan bagaimana administrasi yang rumit, tetapi kreasi gurulah yang utama,  yang penting hasilnya adalah guru mampu menyuguhkan proses pembelajaran terbaik yang mampu menjadikan para siswa mendapatkan tujuan pembelajaran sehingga terciptalah pendidikan yang berkualitas. RPP satu halaman menyiratkan kebebasan kepada para guru untuk merdeka berkreasi sesuai tentunya mengarah tercapainya tujuan pembelajaran.
 Dalam praktiknya, penulis percaya adanya adagium bahwa setengah keberhasilan sudah terlihat dari perencanaan yang baik. Tak terkecuali persiapan yang matang dalam segala hal akan mendatangkan hasil yang tercapai pula. Proses pembelajaran ketika dipersiapkan dengan baik, RPP-nya disusun dengan baik akan menghasilkan pembelajaran yang baik pula. Kendati demikian, bagi sebagian orang tak semua perencanaan dapat dilaksanakan sesuai harapan. Itu lain persoalan. Yang jelas, sudah menjadi keyakinan bersama bahwa dengan persiapan RPP yang baik, hasilnya akan baik pula. Alhasil, semangat RPP satu halaman perlu penjelasan dan diselaraskan dengan kondisi para guru dan siswa dalam tataran praktik pembelajarannya.
Bagi para guru yang sudah berpengalaman bagus dalam pembelajaran tentu bukan suatu permasalahan ketika hanya harus membuat RPP satu halaman yang memuat 3 komponen: tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan asesmen atau penilaian pembelajaran. Mereka yang sudah berpengalaman akan mampu mengondisikan mental para siswa sebelum pembelajaran, menyampaikan langkah pembelajaran, dan mengarahkan hasil yang akan dicapai. RPP bagi yang berpengalaman adalah semacam panduan yang mudah dibuat dan mudah dilaksanakan. Tetapi bagi sebagian guru yang masih dalam tahap awal mengajar dan belum banyak pengalaman, akan menjadi masalah dan tantangan dalam pelaksanaan RPP satu halaman. Bagi guru yang belum banyak pengalaman perlu banyak pendetailan langkah dan proses pembelajaran dan perencanaannya.
Sederhananya, RPP dengan 13 komponen yang sesuai dengan Permendikbud RI nomor 22 tahun 2016 memunculkan masalah karena dianggap terlalu panjang dan membebani tugas-tugas administrasi guru. Sedangkan RPP satu halaman yang mengacu pada Surat Edaran Mendikbud RI nomor 14 tahun 2019 juga memunculkan persoalan baru karena dianggap terlalu pendek dan sederhana sehingga berpotensi pula akan membuat proses pembelajaran tidak maksimal. Memang, sebenarnya realisasi RPP satu halaman dalam pelaksanaannya tak sesederhana membuatnya dalam satu halaman. Dalam praktiknya pasti ada lebih dari satu halaman, minimal lampiran-lampiran  penilaiannya. Idealnya, memang perlu semacam contoh acuan resmi bagaimana bentuk RPP satu halaman tersebut agar proses pembelajaran dapat diterapkan dengan baik.
Semangat kebijakan RPP satu halaman ini dapat ditangkap sebagai upaya untuk meringankan beban guru dan pengurangan penggunaan kertas atau paperless. Kebijakan ini memang seharusnya didukung karena di masa sekarang dalam tantangan globalisasi pendidikan banyak tuntutan yang harus dihadapi. Dibutuhkan  banyak lompatan dan terobosan untuk mampu bersaing dalam persaingan internasional. Teknologi informasi menjadi penting untuk dimanfaatkan dalam sentuhan pembelajaran. Maka teknik dan praktik yang menarik dalam proses pembelajaran menjadi salah satu bagian pentingnya. Karena itu, kebijakan baru ini perlu dilengkapi dengan contoh panduan pula sehingga dapat terlaksana dengan maksimal. Di samping itu untuk melengkapi RPP satu halaman, guru dituntut untuk mampu mengembangkan potensi diri dalam penyampaian proses pembelajaran baik persiapan secara mandiri ataupun dikondisikan oleh instansi dalam pengembangan tersebut.
Memahami potensi kemampuan para guru di seluruh nusantara yang heterogen dengan segala kondisi daerahnya, kebijakan RPP satu halaman memang perlu dipandu dan diperjelas. Panduan dan penjelasan tersebut merupakan batasan dan keragaman jenis RPP yang memungkinkan untuk dibuat. Karena semangat merdeka belajar juga harus tetap pada koridornya. Maka RPP satu halaman akan lebih mantap dan bermakna ketika para guru melihat keragaman contohnya dari level yang mudah hingga yang kompleks sesuai dengan kondisi dan potensi yang dihadapi. Dengan demikian, pada guru dan pengamat akan mengakui bahwa semangat RPP satu halaman adalah semangat mengejawantahkan profesionalitas guru, bukan sekadar catatan administrasi tanpa aksi.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

WRITERVATOR FIM 2023

EVALUASI FLS2N 2023 DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MOJOKERTO