Kemampuan Berbicara yang Bermakna

 

Berbicara merupakan salah satu jenis komunikasi sesama manusia. Kemampuan berbicara secara umum sudah dikaruniakan Tuhan kepada manusia. Ada yang diperoleh dalam waktu cepat, dan ada pula yang pemerolehan bicaranya membutuhkan waktu yang lebih banyak sewaktu masih kanak-kanak. Dalam pemerolehan dan praktik berbicara pula kemampuan seseorang tidak sama. Ada yang pintar dan banyak berbicara sehingga mendominasi pembicaraan dengan orang lain. Ada pula yang tidak banyak berbicara karena keterbatasan pengetahuan atau hal teknis alasan lainnya. Namun secara umum semua orang dalam segala profesi membutuhkan kemampuan terampil berbicara untuk menyampaikan ide dan pendapat mereka.

Dalam pendidikan, keterampilan berbicara  merupakan hal penting dan harus dimiliki seorang pendidik. Berbicara menjadi sarana pendidik dalam berkomunikasi menyampaikan ilmu pengetahuan kepada siswa. Keterampilan berbicara menuntut kriteria tertentu sehingga menjadikan sesuatu yang disampaikan pendidik menjadi menarik dan diperhatikan. Karena itu, salah satu upaya teknisnya adalah berupaya menjadikan siswa tertarik dengan kalimat yang disampaikan oleh pendidik. Ketika awal penyampaian menarik akan berdampak baik bagi audien untuk mendengar penyampaian selanjutnya.

Karena itu, sampai saat ini keterampilan berbicara tetap menjadi penting karena merupakan keterampilan pokok oleh pendidik. Keterampilan berbicara yang dalam bahasa kekinian disebut public speaking merupakan upaya untuk meningkatkan potensi keterampilan berbicara. Jika seseorang ingin memiliki kemampuan di atas rata-rata, ia harus memiliki kemampuan berbicara yang baik dan efektif sehingga apa yang disampaikan akan mudah diterima oleh audien.

Belajar dari Public Speaking for Teacher PGRI

Semua orang bisa berbicara, tetapi untuk menjadi pembicara yang menarik harus mengetahui caranya. Sebagaimana  yang disampaikan Namin AB Ibnu Solihin, (foundermotivatorpendidikan.com ayahempatanaktanpagadget), dalam Forum Pelatihan Public Speaking For Teacher PGRI via Zoom yang digagas oleh Omjay, Wijaya Kusuma pada 5 januari 2021 disampaikan bahwa ada beberapa alasan penting pendidik agar memiliki keterampilan berbicara. Dengan keterampilan berbicara di depan umum, kita bisa menyampaikan ide dalam pikiran secara efektif. Apa yang ada dalam pikiran dapat mudah tersampaikan kepada orang lain.

Dengan keterampilan berbicara di depan umum, pembicara dapat meyakinkan audien ataupun siswa tentang informasi yang disampaikan. Meyakinkan orang lain merupakan bagian penting dalam berkomunikasi. Apa jadinya jika materi yang disampaikan tidak meyakinkan bahkan meragukan. Audien yang mendengarkan akan menyepelekan bahkan tidak memerhatikan. Kemampuan berbicara dengan meyakinkan akan membuat nilai komunikasi menjadi penting sebagai buah manfaatnya. Kerena itu kemampuan berbicara dalam tahap meyakinkan penting dimiliki pembicara, termasuk dalam hal ini adalah pendidik.

Keterampilan berbicara juga dapat menjadi pengembangan etika budaya kerja dalam organisasi.  Keterampilan berbicara akan memiliki dampak yang baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Bagi diri sendiri, pembicara akan merasa efektif meskipun sedikit energi bicara yang disampaikan tetapi sudah banyak hal yang diterima audien. Demikian pula sebaliknya, walaupun sedikit yang didengar audien, tetapi maknanya dapat mudah diingat dan diterapkan.

Membentuk Keterampilan Berbicara

Dalam kenyataannya, tidak mudah memiliki keterampilan berbicara di depan umum, termasuk juga di depan siswa secara baik sesuai dengan kondisi yang diperlukan. Berbicara di depan umum ataupun dalam suasana baru ada kalanya sulit dilaksanakan dengan baik. Bahkan ada yang menyampaikan bahwa berbicara di depan umum adalah suatu yang menakutkan. Dalam hal ini, perlu diingat bahwa pengalaman adalah satu kunci penting untuk menjadi pembicara yang baik. Pengalaman berbicara dalam berbagai kesempatan sekecil apapun akan membentuk keterampilan berbicara lebih meningkat secara bertahap.

Karena itu, pengalaman berbicara perlu diambil ataupun diciptakan untuk menunjang keterampilan berbicara.  Kesempatan berbicara itu diambil dalam arti kalau ada kesempatan harus dimanfaatkan, sedangkan kesempatan bicara itu diciptakan, maksudnya dengan membuat forum atau suasana yang memungkinkan munculnya peluang berbicara yang baik tercipta. Hal ini penting dilaksanakan untuk mengembangkan potensi, khususnya dalam sebuah sistem organisasi dan kegiatan yang telah dibuat.

Secara umum keterampilan berbicara memiliki beberapa tahapan dan persiapan yang dilaksanakan baik bagi pemula yang berusia muda ataupun pemula yang sudah tidak muda. Bagi pemula ada beberapa tips yang bisa dilakukan. (1) Mengikuti organisasi sebagai wadah menemukan kesempatan berbicara menyampaikan ide /pendapat. (2) Berani mengambil kesempatan ketika diminta berbicara sebagai penambah pengalaman. (3) Mengikuti pelatihan public speaking sebagai pengisian energi ilmu berbicara. (4) Banyak membaca buku sebagai penambah referensi pengaya kata dan kalimat, juga sarana menemukan ilmu yang akan disampaikan. (5) Terus berlatih, karena pada dasarnya ilmu dan kemampuan dituntut untuk bertambah.

Jenis Perkatan dalam Alquran

Menarik juga disimak bahwa sebenarnya ilmu keterampilan berbicara juga bisa digali dari berbagai sumber. Salah satunya adalah dari Alquran. Sebagaimana yang disampaikan oleh Ellys Lestari Pambayun dalam bukunya Communication Quotient Kemampuan Komunikasi dalam Pendekatan Emosional dan Spiritual (2012) bahwa ada banyak istilah yang telah dipakai dalam komunikasi berbicara yang terdapat dalam Alquran. Beberapa istilah tersebut adalah qaulan sadidan (berkata benar), qaulan balighan ( berkata efektif), qaulan maysuran (berkata yang pantas), qaulan layinan (berbicara lemah lembut), dan qaulan makrufan ( berbicara yang baik).

Qaulan sadidan berarti perkataan yang benar dalam pengertian komunikasi yang disampaikan adalah sesuai dengan kriteria kebenaran dan sebaliknya tidak bohong. Qaulan  balighan diartikan sebagai komunikasi efektif yang di dalamnya meminimalisasi kesalahpahaman ataupun interupsi dalam komunikasi. Qaulan maysuran diartikan sebagai ucapan yang pantas atau sopan sehingga diterima dengan baik oleh audien dan memungkinkan terjadinya umpan balik yang baik pula.

Adapun qaulan layinan diartikan sebagai kelemah-lembutan perkataan yang dimaksudkan agar mampu berinteraksi dengan orang lain sesuai dengan suasana yang nyaman untuk didengarkan. Pilihan kata yang digunakan pembicara dalam qaulan layinan mampu menyelami bahasa komunikasi audien sehingga nyaman didengarkan. Sedangkan qaulan makrufan diartikan sebagai komunikasi yang baik, baik di mata manusia dan baik di mata Alloh Swt.

Kedua bagian ulasan tentang berbicara tersebut saling menguatkan. Pelatihan berbicara atau public speaking lebih meningkatkan kemampuan keterampilan berbicara dengan segala tahapan dan langkah-langkah yang harus dilalui. Keterampilan berbicara membuat seseorang menjadi lebih siap berkomunikasi dengan lisan di hadapan audien dengan fisik dan mental yang dipersiapkan. Sedangkan memahami ilmu kajian jenis hikmah perkataan dalam Alquran di sisi lain mengajak mendalami tentang aspek isi pembicaraan yang disampaikan. Dalam hal ini pendalaman mental  dan keilmuan lebih ditekankan. Tentunya karena ilmu ini bersumber dari Alquran, memberikan pengalaman dan nilai spiritual yang berdampak memberi manfaat bagi pribadi dan audien. Apabila kedua bagian ilmu berbicara tersebut dikuasai akan berpotensi menjadikan keterampilan berbicara lebih bermakna. Semoga.

 Saihur Roif, S.Pd.

Guru SMPN 2 Kutorejo Mojokerto

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

WRITERVATOR FIM 2023

EVALUASI FLS2N 2023 DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MOJOKERTO